Alkisah (aduuh kayak dongeng aja) ada seorang pemuda yang bernama si Umay (bukan Siomay lho ya). Ia adalah pemuda yang tampangnya cukup cakep, tapi culun punya. Kini ia menjadi maba (kalau gak tau artinya maba : mahasiswa baru) di salah satu universalitas… eh… universitas terkenal di Kairo. Seberapa terkenalkah?? Entahlah, tanyakan saja pada Umay :p. Yup, gimana gak bangga jadi (calon) mahasiswa disana. Of course, he’s so excited!
Yang namanya mahasiswa baru pasti musti, kudu, dan wajib mengikuti kegiatan OSPEK. Nah, di hari pertama OSPEK,, Umay dan semua anak-anak maba lainnya diperintahkan (wow) untuk menulis 100 impiannya dalam selembar kertas dan menempelkannya di dindingnya kamarnya masing-masing (hehehe). Niscaya –kata kakak panitia OSPEKnya- bila kita membaca semua impian tersebut satu persatu setelah sholat dan sungguh-sungguh mendoakan agar impiannya terwujud, maka Insya Allah akan terwujudkan lho. And, what happened? Tidak sedikit maba yang protes untuk melakukan itu karena mereka menganggap itu hanya membuang-buang waktu saja. Kecuali Umay, ya, dia tetap menuruti dan melaksanakan segala perintah para kakak panitia OSPEK. Tragisnya, tiap kali teman-teman Umay melihat kertas milik Umay (yaiyalah, masa’ kertas milik Joko?) yang berisi impian-impian Umay, teman-temannya selalu menertawakan dia. Mereka berpikir bahwa : kurang kerjaan banget sih nulis gituan, kayak anak kecil aja…
writed by : bebek (gue) and cumii (mamay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar